Prank Berujung Maut: Kisah Jachintha Saldanha yang Berakhir Tragis Setelah Membongkar Informasi Kerajaan
Prank terkadang adalah sautu hiburan yang menyenangkan. sekaligus membahayakan.
Mungkin hal itulah yang pernah terjadi pada seorang perawat bernama Jachintha Saldanha, yang berakir tragis setelah dirinya menerima prank.
Kisahnya terjadi pada tahun 2012 silam, kala itu Jachintha (46) adalah seorang perawat yang bekerja di rumah sakit King Edward VII, London.
Pada waktu itu, ia diketahui sedang merawat Kate Middleton di mana waktu itu Dunchess diketahui dirawat karena sakit mual.
Namun, suatu ketika telefon berdering, dua orang yang diketahui sebagai DJ, Mel Greig dan Mike Cristian yang berasal dari Autralia menelfon Jachintha Saldanha.
Dua orang tersebut, berniat melakukan prank dengan mengaku sebagai ratu dan pangeran Charles, sayangnya Saldanha mempercayainya.
Akibatnya, ia membocorkan semua informasi rahasia dan sialnya, pada saat telefon tersebut ternyata disiarkan di stasiun radio 2Day FM Sydney.
Setelah hal itu, Saldanha yang mengetahui dirinya ternyata dirinya menjadi sasaran kejahilan dan merasa sangat bersalah, keesokan harinya pada 7 Desember 2012.
Salndanha ditemukan tewas dalam kondisi gantung diri, hal itu terjadi diduga setelah dirinya membocorkan semua rahasia tersebut.
Dalam sebuah laporan, mengutip dari The Guardian sehari setelah prank, dan sebelum kematiannya Sandanha mengirim email pada rekannya dan menulis.
"Ini semua salah saya dan saya merasa sangat buruk tentang hal ini membuat Anda terlibat."
"Harap menerima permintaan maaf saya. Jika ada apa pun yang bisa saya lakukan untuk memperbaikinya saya akan melakukannya sendiri, tetapi semuanya ada di tangan (manajemen rumah sakit) mereka." Saldanha menjelaskan bagaimana dia ditipu.
Saldanha melanjutkan, "Pada saat ini, dengan suara itu, saya bahkan tidak bisa memikirkan hal lain. Ini semua salah saya."
Setelah Saldanha ditemukan dalam kondisi mengerikan dirinya menggantung diri, memicu kemarahan besar negara asalnya Oman.
Bahkan, suami dari Saldanha, Benedictus Barboza mengatakan pada pengadilan bahwa kematian tersebut terjadi karena istrinya shock.
Berbicara atas nama keluarga Saldanha, Keith Vaz, anggota parlemen untuk Leicester, mengatakan, "Ini adalah ironi bahwa empat panggilan dilakukan dalam 115 detik, yang menjadi penyebab begitu banyak kegembiraan di Australia."
"Namun merampas kebahagian Benediktus dari istri dan Lisha dan Junal dari ibu tercinta mereka," Keith menambahkan.
"Tindakan tercela dan kejam ini, tipuan ini, telah mengubah hidup mereka selamanya," tuntupnya.
Komentar
Posting Komentar